Mati Menghidupi : Eksplorasi Pengalaman Pribadi Dalam Bentuk Karya Seni

Seorang Seniman bernama Gati Hayyu Sarawan 

Gati Hayyu Sarawan, seorang seniman perempuan asal Kota Batu yang telah mulai berkesenian sejak di  bangku SMP. Gati yang merupakan putri dari seniman kondang, memilki gaya berkarya realis serta fokus berkarya yang mirip dengan sang ayah. Gati adalah sosok  yang dikenal memiliki empati yang tinggi untuk orang di  sekitarnya, ini menjadi alasan Gati seringkali menjadi  tempat bercerita yang dapat dipercaya bagi teman temannya. Rasa empati itu pula yang membuat Gati senantiasa peduli dengan keadaan yang sedang dialami berbagai pameran.  oleh orang-orang sekitarnya, yang akhirnya Gati tuangkan  dalam bentuk karya seni dan telah berhasil mengikuti  

Gati mendengarkan, memahami, dan menangkap semua kegusaran batin mereka, dan merangkapnya menjadi satu dengan pengalaman nya sendiri, menjadi sampah menumpuk di  hati dan pikirannya. Semua itu menjadi kegelisahan utama yang kemudian Gati tuangkan  dalam proses berkeseniannya. Gati menghadirkan semua kegelisahan, pengalaman, dan  mimpi-mimpi itu dengan media charcoal di atas kanvas, yang selama ini menjadi fokus  berkaryanya. Bentuk karyanya yang bertemakan hyperrealism mencakup makhluk hidup  seperti flora, fauna, dan juga manusia. Karya-karya itulah yang menjadi obat akan kegusaran  batinnya dan orang-orang yang berbagi kegelisahan dengannya.

Karya sebagai bentuk ungkapan kegelisahan 

Gati adalah seorang Gati yang membawa pengalaman pribadi menjadi hidup dalam  peroses berkaryanya. Setiap karya Gati menjadi ungkapan kegelisahan sekaligus renungan  bagi setiap orang yang pernah merasakannya, tak terkecuali pada salah satu karyanya yang  berjudul “Mati Menghidupi”. “Mati Menghidupi” adalah karya drawing yang Gati buat  dengan media charcoal di atas kanvas. Karya tersebut menunjukkan objek badan manusia  yang tidak utuh dengan tanaman yang memiliki daun berbentuk mata di bagian atasnya.  

Dilansir dari akun media sosial, Gati  mengungkapkan bahwa karya ini menitikberatkan pada kondisi manusia dengan dunianya, dimana hidup  seringkali tak adil bagi beberapa orang yang tidak  pernah merasa benar-benar damai. Kondisi tersebut  terkadang membawa orang-orang sampai titik pasrah  bahkan ketika raga sudah tak utuh bagaikan batu  keropos, dan ketika raga berjalan meski tanpa mata.  Semua orang pernah merasakan berada di titik ini,  dimana diri dilemahkan dan hampir mati oleh pikiran 

pikiran yang membawa kepada kata menyerah. Namun melalui karya ini Gati juga menyebutkan, bahwa apa  yang kita pinta dalam bentuk damai sebenarnya bisa  kita dapatkan dengan meniadakan segenap pemikiran yang membuat mati diri. Dengan mematikan pemikiran-pemikiran berlebihan, dapat  menghidupkan hal lain yang selama ini kita harapkan. 

Melalui karya ini Gati merenungkan pengalaman dan penderitaan disekitarnya dan  menghidupkan pertanyaan tentang arti hidup dan keterhubungan manusia dalam kondisi sulit.  Dan melalui karya ini pula Gati mengingatkan bahwa kegelisahan bisa saja hidup karena kita  sendiri yang menghidupkan pemikiran-pemikiran berlebihan, dan hanya dengan mematikan  segenap pemikiran itulah kita bisa menghidupkan rasa damai yang di harapkan. 

Eksplorasi tema pengalaman hidup dalam metafora “Mati Menghidupi”

Eksplorasi tema pengalaman hidup dalam proses berkesenian merupakan sebuah  perjalanan yang mendalam dimana dalam proses berkarya, pengalaman hidup orang-orang  disekitar yang bercampur dengan kegelisahan pribadi menjadi pandangan hidup berkesenian  bagi Gati. Melalui karya seni, Gati mengungkapkan kompleksitas pengalaman hidup dari  orang-orang yang menjadikannya rumah cerita, dengan cara yang unik. Dengan begitu. Karya  seni Gati bukan hanya objek visual, melainkan juga representasi dari kondisi hidup di  sekitarnya. Pengalaman hidup baik dirinya maupun orang disekitarnya menciptakan dasar  bagi Gati untuk mengeksplorasi berbagai tema yang melibatkan kebahagiaan, kesulitan,  kegelisahan, dan perjuangan hidup yang sering dirasakan orang-orang. Dalam setiap  karyanya, Gati dapat meresapi, mengungkapkan, dan merenungkan kondisi-kondisi yang  berhubungan erat dengan perjalanan emosional yang membentuk karakter manusia. Tema ini  

menjadikan karya Gati memiliki ciri yang autentik dan mendalam, karena dari estetika visual  yang dikejar gati berusahan menyampaikan mesensi dan makna yang mengakar erat dalam  kehidupan setiap manusia. 

Melalui eksplorasi tema berdasarkan pengalaman-pengalaman orang di sekitarnya ini,  Gati juga menjadikan proses berkaryanya sebagai sarana untuk menggali pemahaman lebih  dalam mengenai dirinya dan menemukan lapisan baru dari pengalaman hidupnya yang  merubah pandangannya terhadap dunia dan kehidupan. Dan karya-karyanya juga  menjembatani pengalaman orang disekitarnya, pengalaman Gati, dan juga persepsi yang  dimiliki penonton. Hal ini menciptakan kesempatan untuk memperdalam pemahaman  manusia tentang manusia khususnya dirinya sendiri. 

Pemahaman antara manusia tentang manusia ini dijembatani dengan metafora— metafora pada karya seni yang Gati ciptakan. Pada karya “Mati Menghidupi”, Gati  menciptakan sebuah visualitasi penuh simbol dan metaforan melalui gambaran tubuh yang  keropos dengan tumbuhan berdaunkan mata di bagian leher, yang menyiratkan berbagai  makna yang mendalam. 

Objek tubuh yang keropos dan tak lagi utuh menggambarkan kondisi fisik yang rapuh  dan rentan. Metafora ini dapat diartikan sebagai perjuangan manusia dengan keterbatasan dan  kerentanan dalam hidup. Melalui visualisasi tubuh yang hancur, Gati menciptakan sebuah  simbol yang kuat terkait dengan kondisi manusia yang terbebani oleh beban kehidupan,  kesehatan yang menurun, atau bahkan pertarungan batin yang berat. Tumbuhan berdaunkan  mata di bagian leher menjadi simbol kehidupan yang tumbuh subur di tengah-tengah  kehancuran. Melalui simbol tersebut, Gati ingin menyampaikan pesan bahwa kedamaian  yang kita harapkan bisa kita capai dengan mematikan segenap pemikiran yang mematikan  diri. Dengan matinya pemikiran-pemikiran berlebihan yang hanya menjadi sampah batin,  manusia dapat menghidupkan hal lain berupa mimpi dan harapan. Simbol dan metafora  tersebut membuka pintu interpretasi bagi penonton. 

Proses berkesenian sebagai terapi dan pemahaman diri 

Proses berkesenian Gati, yang diwujudkan dalam gaya berkaryanya yang kuat, dapat  dipahami sebagai suatu bentuk terapi dan eksplorasi diri yang mendalam, serta sebagai  penyelesaian dari kegelisahan di sekitarnya. Gati tidak hanya menciptakan sebuah karya  visual, namun juga membangun suatu wadah emosional untuk meresapi dan merenungkan  pengalaman-pengalaman dan kondisi hidup diri dan manusia di sekitarnya. Dalam hal ini,  proses berkeseniannya dapat menjadi sebuah sarana pengekspresian yang memungkinkan 

Gati untuk mengatasi ketidaknyamanan dan konflik batin yang selama ini terpendam. Melalui  medium seni, Gati menciptakan suatu wadah di mana dia dapat memperoleh pemahaman  yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri, manusia dan juga dunia di sekitarnya. 

Gati menggunakan medium seni sebagai alat untuk meresapi dan memahami lapisan lapisan kompleks dari pengalaman-pengalaman yang ia terima, baik dari dirinya sendiri  maupun orang-orang yang bercerita kepadanya. Karya seni menjadi cermin yang  mencerminkan perjalanan dan berbagai kondisi batin manusia, menyajikan narasi kehidupan  yang kompleks dan sering kali membingungkan. Di dalamnya, penonton dapat melihat  bagaimana manusia menghadapi ketidakpastian dan melibatkan diri dalam proses eksplorasi  emosional yang mendalam. Ruang yang diciptakan oleh Gati dalam karyanya memungkinkan  penonton untuk menggali ke dalam keberagaman emosi dan pemikiran yang seringkali  manusia rasakan, dan bagaimana manusia dapat mengatasi itu. 

Dalam meresapi pengalaman pribadi yang dilibatkan dalam karyanya, Gati menciptakan sebuah narasi visual yang tak hanya berbicara tentang satu sudut pandang, tetapi  juga menghadirkan potret kehidupan manusia yang universal. Gati, seolah-olah bertindak  sebagai perantara antara orang-orang yang menjadikannya tempat bercerita dan dunia luar,  membuka pintu bagi penonton untuk memahami dan merasakan kehidupan manusia secara  lebih mendalam melalui sudut pandang Gati dan juga lensa seni. Dengan demikian, karya ini  menjadi lebih dari sekadar representasi visual namun juga ia menjadi pintu masuk ke dalam  kompleksitas dan kekayaan pikiran yang membuka ruang bagi refleksi dan empati bagi  penontonnya. 

Transformasi keterbatasan menjadi karya seni 

Karya seni merupakan contoh nyata bagaimana Gati dapat menjadi agen perubahan  melalui seni, mengubah keterbatasan dan penderitaan yang sering dialami orang-orang menjadi sesuatu yang memikat dan bermakna. Gati tidak hanya merangkai lukisan atau karya  visual semata, tetapi juga meresapi makna-makna yang lebih dalam di balik setiap proses  berkaryanya. Setiap karya yang Gati buat tidak hanya menggambarkan realitas, tetapi juga  menghidupkan kembali makna di tengah-tengah keterbatasan dan sampah batin yang  mungkin dialami oleh orang-orang di sekitar Gati. Maka dari itu dengan berkarya, Gati 

mampu memanfaatkan medium seni sebagai sarana untuk memberikan suatu perspektif baru  dan penuh makna terhadap pengalaman hidup, yang harapnya juga dapat menggugah  renungan dan pemikiran penonton lainnya.

Selain itu, melalui kata-kata yang dipilih dengan teliti pada setiap pemaknaan  karyanya, Gati membawa penonton ke dalam perjalanan emosional, mengundang mereka  untuk meresapi dan merenungkan keberagaman pengalaman manusia yang sebenarnya bisa  dengan mudah kita atasi dan menunjukkan pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat  kehidupan. Melalui karya ini, Gati memperlihatkan bahwa seni memiliki kekuatan untuk  mengubah pandangan terhadap kehidupan. Terlepas dari keterbatasan dan kegelisahan yang  mungkin dihadapi oleh orang-orang di sekitarnya, Gati mampu menciptakan suatu karya yang  tidak hanya memikat secara visual, tetapi juga memberikan inspirasi dan penghiburan.  Dengan demikian, karya seni ini menjadi bukti konkrit bahwa Gati dapat menjadi agen positif  dalam mengubah realitas yang sulit menjadi suatu bentuk ekspresi yang memberdayakan dan  bermakna. Selain itu, melalui setiap karyanya, Gati juga mewujudkan penyelesaian dan obat  bagi sosok-sosok yang telah mempercayainya sebagai tempat berkeluh kesah. 

Dengan hal-hal tersebut, kita juga dapat menarik pelajar bahwa sumber ide untuk  berkarya tidak terbatas di diri kita sendiri, tetapi sudut pandang orang di sekitar kita juga  dapat menjadi bagian dalam proses berkarya kita. Hal ini membantu kita untuk memahami  sudut pandang hidup yang berbeda dan lebih luas, yang mana akan memperkaya makna pada  karya yang kita buat. Berkarya seni juga tidak hanya mengenai menghasilkan karya visual,  namun juga tentang bagaimana karya tersebut dapat berkontribusi dan berperan besar bagi  perjalanan dan pengembangan karakter orang banya.

Juane Zauzia
Juane Zauzia
Articles: 1

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *